Senin, 29 September 2008

Pesan Untuk Para Pahlawan

Terngiang ingatan pada beberapa tahun ke belakang, di saat guru menceritakan para pahlawan yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Naluri dan jiwa kepahlawanan mereka turut mengalir dalam desiran darah yang mulai menggelora merasa bangga dan ingin meneladani jiwa pahlawan itu. Begitu pula berbagai tulisan, baik dalam buku-buku pelajaran sejarah ataupun yang lainnya, yang juga mengisahkan betapa gagah beraninya seorang pahlawan.

Pahlawan. Ya. Sosok yang begitu dikagumi seluruh bangsa. Yang jasanya akan terus dikenang, yang keberaniannya menjadi pembakar jiwa, yang perilakunya menjadi teladan. Ya, dialah yang melakukan kerja-kerja besar bagi kepentingan orang banyak. Bagi kepentingan bangsa. Dialah yang dengan segenap potensi dirinya berkarya, berkorban dan berjuang bukan untuk kepentingan dirinya. Dan, kini kita rasakan karya-karya besar pahlawan itu. Kini kita nikmati hasil tetesan keringat, darah dan air mata mereka.

Namun, sebersit pertanyaan juga terngiang. Masih adakah pahlawan itu sekarang? Dulu, saat bangsa kita mengalami krisis kemerdekaan, begitu banyak orang-orang biasa yang berevolusi menjadi sosok seorang pahlawan. Betapa banyak orang yang ’terbatas’ melakukan kerja-kerja yang ’tidak terbatas’. Begitu banyak orang ’biasa’ yang menghasilkan karya-karya yang luar biasa. Sekarang, disaat bangsa kita kembali mengalami krisis, masih adakah pahlawan-pahlawan itu?

Mungkin kita harus berkata jujur pada hati dan nurani kita. Saat ini kita sangat merindukan pahlawan. Kita sangat membutuhkan kehadirannya disaat terpaan badai dan gulungan ombak menghantam negeri kita. Pahlawan yang, mengutip tulisan Anis Matta, kata Sapardi, ”telah berjanji kepada sejarah untuk pantang menyerah”. Pahlawan yang, kata Chairil Anwar, ”berselempang semangat yang tak bisa mati.” Pahlawan yang akan membacakan ”Pernyataan” Mansur Samin :

Demi amanat dan beban rakyat

Kami nyatakan ke seluruh dunia

Telah bangkit di tanah air

Sebuah aksi perlawanan

Terhadap kepalsuan dan kebohongan

Yang bersarang dalam kekuasaan

Orang-orang pemimpin gadungan

Kita seharusnya bersedih hati, dengan semakin habisnya pahlawan-pahlawan negeri ini. Yang mau berjanji untuk pantang menyerah, yang mau berselempang semangat yang tak pernah mati, yang rela meneteskan keringat, darah dan air mata demi kejayaan negeri ini. Kita seharusnya bersusah hatu dengan memudarnya semangat kepahlawanan pada diri bangsa ini, hanya cacian dan luapan emosi saja yang bisa kita sumbangkan, sedangkan kerja dan karya nyata belum kita berikan. Kita harusnya malu pada para pahlawan yang telah menorehkan tinta emas pada lembaran sejarah yang kita baca dan ketahui sekarang, karena kita hanya menorehkan tinta kelam yang membuat anak cucu kita menutup muka dan menangis membaca lembaran sejarah kita suatu saat nanti.

Lalu, dimanakah pahlawan-pahlawan itu? Apakah negeri ini sudah tidak bisa melahirkan pahlawan? Ataukah negeri ini tak mau lagi mempunyai jiwa-jiwa pemberani yang rela mengorbankan segenap jiwa dan raganya untuk berjuang menjayakan kembali bangsa ini?

Tidak! Kitalah pahlawan itu. Kitalah pewaris jiwa-jiwa kepahlawanan itu. Kitalah pewaris negeri ini. Karena pahlawan bukanlah malaikat dari langit yang turun menyelesaikan berbagai masalah dengan mukjizat yang luar biasa. Pahlawan adalah kita, manusia biasa. Di tangan kitalah pena karya akan kita torehkan dalam lembaran sejarah yang baru. Walau, nama kita tidak harus dicatat dalam buku sejarah atau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Atau jika tidak, biarlah kepada diriku saja aku kan bertekad: jadilah pahlawan itu.

Jumat, 26 September 2008

Hidup adalah Berjuang dan Berkorban

Assalamu'alaikum Wa Rohmatullohi Wa Barokatuh

Ba'da Tasbih, Tahmid dan Sholawat

Hidup adalah perjuangan dan pengorbanan. Segala kesulitan hidup beserta kemudahannya, segala ujian hidup dan keberhasilannya tidak lepas dari perjuangan dan pengorbanan. Sebagai makhluk Alloh SWT yang senantiasa menggenggam dan mengatur segala sesuatunya, maka kita hanya bisa berjuang dan berkorban untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Alloh SWT.

Dengan berjuang dan berkorban, akan kita dapatkan kenikmatan dalam menjalani hidup dan kenikmatan yang kekal abadi. Nanti, di syurga, negeri yang kekal abadi. Semoga.

Wassalamu'alaikum Wa Rohmatullohi Wa Barokatuh